Kamis, 16 Februari 2017

Surat Cinta Untuk Ibu



Ibu, sudah lama ya kita gak ketemu ya? Aku kangen Bu, Ibu disana pasti selalu lihat aku ya? Pasti ibu sedih ya? Aku belum bisa membuat ibu dan bapak bangga. Anakmu disini mengacaukan banyak hal bu, anakmu masih egois bu, masih manja seperti waktu ada ibu. Anakmu masih menuruti ego nya yang tinggi bu. Anakmu disini masih sering buat bapak kuatir bu, bapak sering memikirkan anaknya yang kadang membuat keputusan yang cukup ekstrem.

Dulu waktu ada ibu, semuanya ibu beri tanpa kecuali bu, semua yang anakmu inginkan selalu ibu turuti, anakmu ini manja banget bu, mungkin kebawa sampai sekarang bu. Umurku sudah tidak muda lagi bu. Tahun ini aku segera 30 tahun bu, aku masih pengen banget manja sama ibu, tapi sudah lama banget ya bu sejak kepergian ibu, sudah 16 tahun berlalu.

Anakmu sekarang lagi bersedih bu, ternyata jadi seseorang pria itu berat banget ya bu, tanggung jawabnya besar banget, apalagi buat anakmu yang manja ini bu. Sekarang aku bingung bu, setiap ada masalah aku gak tau harus cerita sama siapa, aku pengen cerita sama bapak, tapi aku takut bu, bapak selalu kuatir sama anaknya yang manja ini, aku takut jadi beban pikiran bapak bu.

Mungkin kalau masih ada ibu, aku bisa curhat banyak hal ya bu, curhat tentang cewek yang lagi aku sukai, curhat tentang kerjaanku, curhat tentang teman-temanku. Mungkin kalau masih ada ibu, hati dan pikiranku akan sedikit lebih tenang bu, jalan hidupku ada yang mengarahkan bu.

Aku sempat berkhayal bu, mungkin kalau ibu masih ada, hidupku akan lurus ya bu, berjalan sesuai perencanaan besar yang ibu arahkan, aku sempat berkhayal bu, mungkin hidup lurusku akan membawaku menjadi seorang dokter, mungkin sekarang aku sudah menikah dan punya dua orang anak bu. Mungkin istriku adalah pilihan ibu yang terbaik, entah itu dijodohkan atau aku menemukan sendiri, pasti ibu benar-benar suka sama dia, tapi semua khalayanku bu.

Aku sekarang sering menangis kalau kangen ibu, dulu mungkin setelah kepergian ibu aku sempat berjanji takkan menangis lagi sampai kapanpun, aku harus menjadi pria yang tegar dan kuat, aku harus bisa membuktikan bahwa aku bisa menjalani hidup ini tanpa sebuah tangisan. Dulu aku berpedoman bahwa menangis adalah suatu hal yang lemah, dan aku takkan melakukannya. Itu bertahan cukup lama bu, 9 tahun setelah kepergian ibu aku tak menangis bu. Banyak kesedihan aku lewati dengan berusaha tanpa tangisan bu.

Ternyata kuat bukan berarti tanpa tangisan bu, akhirnya aku menangis lagi bu, aku menangis bukan karena sedih ditinggalkan seorang wanita bu, tapi karena aku kangen sama ibu. Dulu aku bermimpi ketemu ibu, di mimpiku ibu tersenyum, aku hanya tidur di pangkuan ibu dan gak ngomong apa-apa bu, ibu tiba-tiba mengusap kepalaku, pertemuan kita tanpa ada obrolan apapun bu, tapi aku menangis tersedu-sedu. Ingin aku ngobrol sama ibu tentang banyak hal, tapi sepertinya tidak bisa bu, aku hanya larut dalam pangkuan ibu dan menangis sampai aku terbangun pun aku masih menangis bu.

Anakmu kangen Bu. Maafkan anakmu ya Bu. Anakmu takkan berhenti berjuang untuk membanggakanmu Bu. (fandora yusuf)