Sabtu, 22 Januari 2011

in memory

Suatu malam saya dikejutkan oleh sebuah berita yang menyedihkan, beberapa teman memberi kabar buruk kepada saya. Kabar meninggalnya salah satu pengajar favorit saya di Universitas, meninggalnya seorang dosen sekaligus seorang yang selalu bersemangat membangkitkan moral anak didiknya untuk berkembang. Saya masih merasa sangat terpukul dengan berita kepergian beliau, saya masih tidak percaya dengan berita itu, meskipun ada beberapa teman memberi kabar, meskipun beberapa status facebook teman memberitakan kepergian beliau, saya masih sulit menerima kenyataan itu.

Mengapa kepergian beliau harus secepat itu? Saya masih ingat cara beliau mengajar, cara mengajarnya yang semangat menjadikan beliau bukan hanya sekedar dosen, beliau juga menjadi seorang motivator yang banyak memberikan motivasi positif kepada anak didiknya. Beliau ingin mengembangkan potensi anak didiknya, menjadikan anak didiknya lebih mengaktualisasikan diri mereka masing-masing.

Semangat beliau begitu menggelora, saya masih ingat beberapa diskusi kecil dengan beliau, saya masih ingat ketika beliau membuka kelas tambahan, kelas dimana tidak ada absensi kehadiran dan nilai sebagai tolak ukur pembelajaran. Kelas yang dibuka atas keinginan beliau sendiri dan peserta yang hadir pun atas kesadaran sendiri.

Saya masih ingat dengan jelas bagaimana kelas itu berlangsung, ketika kelas berlangsung beliau melemparkan sebuah pertanyaan kepada para peserta, pertanyaan itu adalah “Apa potensi dalam diri Anda?”, dan ketika giliran saya menjawab, saya dengan pedenya menjawab “saya multitalenta Pak, tapi nanggung”, mendengar jawaban dari saya seisi kelas pun menjadi ramai, teman-teman yang hadir mulai becanda “multifungsi ta?”, celetukan dari salah seorang teman. Setelah kelas mulai tenang, saya menjelaskan kepada beliau bahwa saya memiliki kelebihan di banyak bidang tapi kelebihan itu tidak ada yang terlalu menonjol, kemampuan saya terlalu merata di banyak bidang tersebut, kemudian beliau memberikan beberapa masukan kepada saya.

Ada juga beberapa diskusi kecil saya dengan beliau yang masih melekat di ingatan saya, ketika beliau menanyakan perkembangan usaha kecil saya, akhirnya kita berdiskusi panjang masalah entrepreneurship, beliau salah satu pengajar yang getol menyuarakan jiwa enterepreneurship dalam diri anak didiknya. Saya sangat senang sekali berdiskusi dengan beliau, diskusi-diskusi kecil diluar kelas bersama beliau menambah wawasan saya tentang ilmu yang tidak saya dapatkan melalui teks books.

Saya masih ingat apa yang selalu dikatakan beliau, positive thinking dan positive feeling selalu diingatkan beliau kepada anak didiknya. Dua buah rangkaian kata yang sederhana tetapi mempunyai makna yang besar dalam perubahan hidup, ketika beliau mengatakan positive thinking saya lebih mengerti artinya dan lebih bisa mengaktualisasikan kepada diri saya, namun berbeda dengan positive feeling, saya perlu waktu yang lama untuk belajar makna dan mengaktualisasikan positive feeling dalam kehidupan saya.

Sekarang saya lebih mengetahui makna positive feeling, saya lebih bisa mengaktualisasikan positive feeling dalam diri saya, namun saya tidak lagi bisa berdiskusi dengan beliau, saya akan sangat merindukan saat-saat diskusi dengan beliau. Beliau telah membawa banyak perubahan bagi kehidupan saya, saya sangat beruntung telah mengenal beliau. Selamat Jalan Bapak, Terima Kasih. (my fandora,2011)

dedicated Putu Herry Sunarya, SE,MM

Tidak ada komentar:

Posting Komentar