Selasa, 04 Agustus 2020

Tulisan Ini Pasti Tak Terbaca, Indonesia Darurat Literasi

Sumber Daya Manusia Indonesia akan tetap rendah, karena tingkat pendidikannya rendah, tingkat pendidikan rendah karena tingkat literasi rendah. Lingkaran setan yang sepertinya tidak akan menghilang dari Indonesia.

 

Pernah saya posting sebuah tulisan di sebuah grup sosial media yang seharusnya disana adalah kumpulan para pengajar, yang notabennya mereka akan senantiasa membaca untuk mencari pengetahuan dan keilmuan. Memang judul yang saya cantumkan sangat mencuri perhatian, membuat sebuah kontroversi lewat judul yang di era sekarang biasanya disebut clickbait.

 

Komentar nyinyir yang saya dapatkan seakan mempertegas tulisan saya kali ini. Disana dituliskan nyinyiran yang cukup pedas karena berbeda pendapat dengan opini yang saya tuliskan, dalam komentar itu ditambah kalimat, “selanjutnya malas baca tulisan anda kebawah”. Berarti dalam hal ini beliau hanya membaca sebagian tulisan saya, atau bahkan hanya membaca judul tulisan saya saja.

 

Sepertinya separah itu tingkat literasi Indonesia, mereka hanya membaca judul atau caption di sosial media. Di sisi lain banyak orang berlomba-lomba membuat suatu sensasi dengan membuat judul se clickbait mungkin dalam mencari perhatian pembacanya, termasuk tulisan ini.

 

Tulisan ini sengaja saya kasih judul “Tulisan Ini Pasti Tak Terbaca, Indonesia Darurat Literasi” memang sengaja untuk melihat sejauh mana tingkat literasi di masyarakat Indonesia, terutama di kalangan pengajar Indonesia. Sangat lucu sekali ketika seorang pengajar tak mampu memberikan contoh kegiatan literasi tapi memberikan proses pembelajaran kepada peserta didiknya.

 

Menurut wikipedia sendiri “literasi adalah istilah umum yang merujuk kepada seperangkat kemampuan dan keterampilan individu dalam membaca, menulis, berbicara, menghitung dan memecahkan masalah pada tingkat keahlian tertentu yang diperlukan dalam kehidupan sehari-hari”. Ini mungkin yang harus dimaknai lagi oleh semua orang di Indonesia, terutama kalangan pengajar yang mempunyai peranan sangat penting.

 

Membiasakan membaca, menulis, berbicara memang tidak mudah, butuh perjuangan di dalamnya. Hobi saya sendiri adalah menulis, namun seringkali yang saya tuliskan adalah sebuah opini. Sebuah pemikiran yang memang esensinya diperlukan dalam konsep merdeka belajar yang diusung oleh Mas Menteri.

Bagaimana cara meningkatkan Sumber Daya Manusia di Indonesia, kalau kenyataannya masih seperti ini. Perjuangan dalam meningkatkan SDM memang masih sangat panjang, memang butuh peran banyak orang untuk melakukan program besar ini. Tidak mungkin cita-cita besar untuk melahirkan sebuah generasi unggul yang memiliki daya saing dilakukan sendirian.

 

Cara yang paling sederhana memulai dari diri sendiri, terutama untuk kalangan pengajar. Coba biasakan diri anda untuk membaca dan menulis lagi, ajak para peserta didik anda untuk mengungkapkan pendapat, opini atau gagasan lewat sebuah tulisan. Coba konsisten untuk senantiasa memberikan contoh. Mungkin akan sedikit berat, mungkin juga akan banyak yang akan nyinyir dan memberikan caci maki. Tapi kita perlu menyelamatkan generasi berikutya, kalau bukan kita, terus siapa lagi?

 

Dengan adanya media sosial akhirnya memberikan sebuah alternatif lain dalam mendapatkan informasi, disana memang terdapat sebuah konten yang berisikan tulisan, namun tulisan itu hanya sebuah caption, terkadang informasinya hanya kulit saja yang dituliskan disana. Cobalah untuk membaca yang lebih banyak, menulis yang lebih sering, jadilah generasi penggerak, jangan hanya menulis caption saja. Keluarkan segala opini dari kepala anda, padu padankan dengan keilmuan, wawasan dan pengetahuan yang anda punya, jadikan itu sebuah karya.

 

Jangan hanya membaca judul saja terus memberikan sebuah nyinyiran, kritik yang bukan dari sebuah pemikiran logis. Pendapat yang hanya keluar dari sebuah opini emosional, tanpa membaca secara keseluruhan. Jadilah bijak dalam memberikan pendapat, memang pendapat atau opini orang terkadang tidak sesuai dengan kita, namun ketika kita mengkritisi paling tidak mempunyai dasar pemikiran yang berbasis dengan keilmuan, sehingga semuanya bisa dipertanggung jawabkan.

 

Mari jadi generasi penggerak literasi, mulai dari diri sendiri dan orang-orang di sekitar, biasakan membaca kepada anak-anak anda, biasakan mereka menulis dengan pemikiran mereka, biasakan mereka berbicara dalam mengungkapkan gagasan dan ide liar mereka, coba ajak berdiskusi dengan berbasis keilmuan tentang opini mereka. Mungkin itu cara paling sederhana yang kita bisa dalam meningkatkan kualitas SDM Indonesia.

 


Tidak ada komentar:

Posting Komentar