Minggu, 07 November 2010

Saya Marketer yang Buruk

Saya seorang marketer yang buruk. Saya tidak tau apa jadinya kalau saya bekerja di suatu perusahaan sebagai marketer, mungkin sudah lama saya menerima surat pemecatan. Ternyata dalam kehidupan, ilmu marketing sangat penting sekali. Bagaimana tidak, semua yang kita lakukan dalam hidup ini membutuhkan banyak ilmu pemasaran. Mulai dari skala kehidupan yang terkecil yaitu keluarga sampai skala kehidupan paling besar yaitu masyarakat. Misalnya dalam kehidupan keluarga secara tidak sadar kita telah menerapkan ilmu pemasaran, ketika seorang anak yang menginginkan sesuatu dan dia ingin orang tuanya membelikan apa yang diinginkannya, dia akan berusaha mempengaruhi orang tuanya dengan menjelaskan kelebihan-kelebihan dari barang yang diinginkannya, dia juga akan menjelaskan secara detail dari segi harga sampai manfaat yang diterima dari barang tersebut.
Dalam kehidupan masyarakat pun ilmu marketing diterapakan oleh banyak pihak, mulai dari tukang becak sampai anggota dewan. Tukang becak yang ingin becaknya selalu laris mendapatkan penumpang sekarang menggunakan layanan telepon dan SMS, jadi sekarang para pelanggan becak hanya tinggal menghubungi becak langganannya melalui telepon selular dan jasa antar becak pun segera menjemput penumpang. Apakah Sang Tukang Becak tahu bahwa yang dia terapkan adalah ilmu marketing? Sebenarnya Sang Abang Becak sudah menerapkan bauran pemasaran jasa dalam pelayanan jasa becaknya.
Anggota dewan juga tidak kalah dalam menerapkan ilmu marketing. Sebelum dia menjadi anggota dewan dia akan jor-joran memasarkan dirinya di masyarakat. Dia akan berusaha menarik minat para pemilih untuk memilih dirinya dalam pemilihan umum. Dia akan memasarkan janji manis yang ditawarkan kepada masyarakat.
Sebenarnya orang yang hidup di dunia ini tanpa sadar sudah mempelajari ilmu pemasaran dengan sendirinya. Sejak kecil kita sudah dikenalkan dengan ilmu marketing yang sudah diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari. Saya seharusnya merasa bersyukur sekali bisa mempelajari ilmu marketing lebih dalam lagi. Ilmu marketing yang saya dapatkan di bangku kuliah menjadikan saya lebih tahu dari kebanyakan orang tentang pemasaran, dengan ilmu yang saya dapatkan seharusnya saya menjadi seorang marketer yang handal. Tapi kenyataannya tidak demikian, saya merasa menjadi seorang marketer yang buruk, saya merasa dalam kehidupan saya kurang memanfaatkan ilmu marketing.
Hal ini terbukti dengan banyaknya kehidupan sosial saya yang gagal. Hubungan yang saya bina dengan kekasih saya yang sudah lebih dari lima tahun berakhir begitu saja. Kekasih saya lebih memilih laki-laki lain daripada mempertahankan saya. Hubungan jarak jauh yang saya bina dengan kekasih saya memang membutuhkan banyak pengorbanan.  Saya selalu memberikan terbaik yang bisa saya berikan. Namun apa yang saya dapatkan, kekasih saya pergi meninggalkan saya begitu saja. Mungkin terlintas di pikiran Anda bahwa kekasih saya orang yang tidak setia, tapi tidak demikian. Sebenarnya dalam konteks ini yang salah jelas saya, sebagai orang yang mempelajari ilmu pemasaran mengapa saya tidak sadar bahwa ilmu pemasaran bukan hanya ilmu menjual produk atau jasa saja, tapi ilmu tentang kehidupan yang harus diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. 
Seharusnya saya lebih mengerti tentang loyalitas, seharusnya saya lebih mengerti apa itu CRM (Customer Relationship Management), seharusnya saya lebih memahami karakteristik manusia seperti saya memahami karakteristik konsumen yang saya hadapi. Seharusnya saya lebih tahu apa yang diperlukan kekasih saya seperti saya mengerti apa saja yang diperlukan oleh konsumen saya.
Saya telah salah dalam menerapkan ilmu marketing dalam kehidupan ini. Seharusnya saya lebih mengaplikasikannya dalam semua aspek kehidupan yang ada. Saya sadar telah menjadi seorang marketer yang buruk, tapi saya sadar juga Tuhan telah menuliskan jalan takdirnya seperti ini agar saya senantiasa sadar dan belajar dari kehidupan. Tuhan sangat menyayangi saya dengan caranya, dia mengingatkan saya dengan teguran agar saya jadi lebih baik. fainnama’al ‘usri yusro.. innama’al ‘usri yusro…”(sesungguhnya bersama dengan kesulitan, ada kemudahan.. bersama dengan kesulitan, ada kemudahan.. (Al-Insyirah : 6-7)… (my_fandora,2010).

1 komentar: