Rabu, 29 Desember 2010

2010

Tahun 2010, sudah tinggal hitungan jam lagi tahun ini akan berakhir. Saya teringat pada awal tahun 2010 saya masih berbincang bersama Sahabat saya tentang peruntungan di tahun 2010, saya dengan pedenya mengatakan “Ini tahun kita”, sahabat saya kaget mendengar pernyataan saya. “Tahun kita apanya?”, sahabat saya kembali bertanya. Dengan tersenyum saya menjawab “Zodiac kita kan sama-sama Leo, jadi ini tahun kita”, sahabat saya tertawa geli mendengar ocehan gak jelas saya. “Hei…tahun 2010 tu tahunnya macan, jadi yang shionya macan aja, bukan Zodiac Leo”, sahabat saya kembali meluruskan persepsi saya, sambil tertawa saya menjawab “Hahaha…iya seh, tapi biarin aja, pokoknya ini tahun saya”.

Saya penasaran dengan tahun 2010, tahun yang akan saya jalani kedepan, akhirnya saya googling untuk mencari informasi tentang tahun 2010. “Mbah Google bantu saya mencari info…Sim salabim…klik…” akhirnya muncul beberapa web dan blog yang memuat informasi ini. Menurut informasi yang saya dapatkan tahun 2010 adalah tahun macan berelemen logam, tahun ini diprediksi akan berjalan lebih keras dan sulit dihadapi. Sifat shio macam yang keras, agresif, dan penuh persaingan merupakan kesulitan tersendiri bagi shio-shio lain untuk menghadapinya. Kerasnya macan logam akan sangat dirasakan oleh mereka yang memiliki shio dengan lambang lebih lembut. What? Saya kaget dengan informasi yang saya dapatkan. Waduh…saya lahir pada tahun yang memiliki shio yang tergolong lembut. Tahun kelahiran saya berlambang kelinci, apakah saya akan menjadi korban di tahun macan logam ini?

2010, Sebuah tahun yang memberikan saya banyak pembelajaran, tahun 2010 memberikan saya makna kehidupan. Orang yang bershio lembut akan menjadi korban pada tahun ini, percaya gak percaya tapi memang tahun 2010 sangat sulit saya lewati. Melewati tahun macan logam memang sangatlah sulit sekali, tahun yang diprediksikan banyak kecurangan dan banyak kesulitan sungguh nyata bagi saya. Semua hal yang saya lakukan di 2010 menjadi sangat sulit sekali, apa yang saya lakukan di semua aspek kehidupan saya tidak berjalan sesuai harapan. Pada tahun 2010 saya merasa mengalami masa-masa sulit yang menjadikan saya frustasi berat. Saya sering mengeluhkan keadaan yang nyatanya tidak berpihak sama sekali dengan saya, kegagalan demi kegagalan menjadi sangat akrab dengan kehidupan yang saya jalani pada tahun 2010.

2010 saya merasa di sebuah titik terendah kehidupan, saya merasa hidup saya tanpa sebuah arti lagi. Saya sering bertanya kepada Tuhan, sebenarnya ini bukan murni sebuah pertanyaan tapi lebih cenderung ke sebuah keluhan, saya mengeluh kepada Tuhan mengapa permasalahan yang datang kepada saya begitu banyak sekali, kenapa permasalahan ini datangnya bertubi-tubi. Hidup saya rasanya hanya diisi dengan keluhan-keluhan kepada Tuhan, keluhan-keluhan yang rasanya sangat pantas saya keluhkan pada waktu itu.

Mengeluh…mengeluh…dan mengeluh…tiap hari waktu saya isi dengan keluhan-keluhan tanpa ada makna yang berarti bagi saya, keluhan yang tidak membawa dampak perubahan apapun dalam hidup saya, keluhan yang menjadikan saya malah semakin terpuruk dengan keadaan. Sebenarnya saya sadar, keluhan saya tidak akan membawa perubahan, sebenarnya saya juga sadar, sudah saatnya saya bangkit dari keterpurukan, tapi keadaan saya waktu itu tidak mau membawa perubahan apapun dalam hidup saya, saya lebih senang tenggelam dalam suramnya jurang keterpurukan, saya masih saja tenggelam dalam lautan frustasi, masih saja tidak bisa melepaskan diri, saya sadar ini salah, tapi saya tidak mau berubah.

Yups…cukup cerita mengeluhnya, sekarang saya akan menceritakan kebangkitan saya. Seperti dalam sebuah film-film yang pernah saya tonton, entah film drama, action, komedi atau horror, mesti pemeran utamanya selalu kalah diawal, selalu saja pemeran utamanya terpuruk diawal film, begitu juga cerita kehidupan saya, terpuruk dulu terus menyambut suatu momen kebangkitan. Nih..saya ceritakan momen kebangkitan yang menjadi awal perubahan dalam hidup saya. Perubahan yang dahulu saya kira terjadi tanpa ada kesengajaan, perubahan yang membawa dampak sangat signifikan terhadap kehidupan saya saat ini.

Kisah kebangkitan saya terjadi pada waktu kepulangn saya ke kampung halaman, disana saya sempat dinasehati oleh keluarga saya, dinasehati agar tidak terlalu larut kedalam kesedihan saya yang mendalam. Pertama saya hanya menganggapnya sebagai angin lalu, sebagai nasehat yang menurut saya sangat baik, tapi tidak akan membawa perubahan yang sangat signifikan disana. Beberapa hari di kampung halaman semakin membuat saya tidak tenang, saya memutuskan kembali ke tempat domisili saya dengan lebih cepat, namun sebelum keberangkatan, saya melihat koleksi buku milik kakak saya yang tertata dalam sebuah lemari, sekedar iseng saya ingin membawanya satu untuk mengisi waktu luang saya dengan membaca, akhirnya saya memilih suatu buku yang memiliki cover paling bagus, pada waktu itu saya berpendapat buku dengan cover bagus isinya juga bagus. Buku itu sebenarnya buku yang simple sekali, buku yang mengulas tentang sebuah ilmu sederhana, sebuah ilmu yang dikatakan paling mudah dan sulit untuk dipelajari, Ilmu Ikhlas. Sebenarnya saya sangat malas sekali dalam hal membaca buku, saya orang yang paling enggan memasuki took buku dan semacamnya, namun saya ingin sekali membaca buku tersebut.

Iseng-iseng akhirnya saya mulai membaca lembar demi lembar buku itu, semakin saya membaca buku itu semakin tertarik dengan isinya. Sebenarnya saya salah membaca buku, buku itu sebenarnya buku kedua, seharusnya saya membacanya mulai buku yang pertama, namun karena buku pertama ada di kampung halaman saya dan tidak memungkinkan saya pulang kembali untuk mengambilnya, akhirnya saya memutuskan untuk melanjutkan membaca buku tersebut. Lembar demi lembar saya salami mendalam apa yang tertulis di dalamnya, makna yang terkandung mulai saya resapi. Perlahan saya mulai mengetahui hal-hal yang seharusnya saya ketahui, saya mulai merasakan perubahan dalam hidup saya. Saya mulai mengerti masalah-masalah yang terjadi di kehidupan saya pada tahun 2010 ini merupakan ujian bagi saya, ujian yang membuat saya akan lebih kuat dan siap lagi menghadapi segala sesuatu.

Sebuah buku telah membawa banyak perubahan dalam hidup saya, perubahan yang sangat besar dan signifikan, menjadikan tahun 2010 penuh warna di lembaran kisah saya. Ini tahun yang sangat menakjubkan, tahun yang menjadikan saya menjadi lebih kuat, sekali lagi yang saya katakan kepada sahabat saya benar adanya. “Hahaha…iya seh, tapi biarin aja, pokoknya ini tahun saya”, kalimat yang masih saya ingat hingga sekarang. 2010 memang penuh dengan sebuah ujian yang akan menjadikan saya naik ke kelas yang lebih tinggi lagi. Tahun 2010 juga tahun yang penuh dengan sebuah momen kebangkitan, momen yang sangat berarti sekali dalam hidup saya. 2010 saya menjadi lebih dekat dengan keluarga, mereka yang telah memberi banyak dukungan kepada saya ketika teruruk, mereka selalu menjadi alasan saya untuk bangkit.

Terima kasih kepada keluarga, sahabat dan teman saya yang telah memberikan dukungan kepada saya di 2010 ini. Kalian telah menemani saya, memberikan dukungan moral, dan menghina keterpurukan saya sehingga saya mampu bangkit. Hinaan para sahabat dan teman saya bukan malah membuat saya marah, tapi malah menyadarkan saya. Ini tahun saya…dan tahun 2011 tetap menjadi tahun saya…(my fandora, 2010)

Selasa, 28 Desember 2010

Garuda di Dadaku

“Ayo putra bangsa…Harumkan negeri ini…”
“Jadikan kita bangga…Indonesia…”
“Tunjukan dunia…Bahwa ibu pertiwi…”
“Pantas jadi juara…Indonesia…”

“Jayalah negaraku…Tanah air tercinta…”
“Indonesia raya…Jayalah negaraku…”
“Tanah air tercinta…Indonesia raya…”

“Garuda di dadaku…”
“Garuda kebanggaanku…”
“Ku yakin hari ini pasti menang…”
“Kobarkan semangatmu…”
“Tunjukkan keinginanmu…”
“Ku yakin hari ini pasti menang…”


Ini lagu yang sering dikumandangkan pada akhir-akhir ini, demam bola lagi-lagi melanda republik ini, tapi kali ini bukanlah Piala Eropa ataupun Piala Dunia yang menghebohkan. Piala AFF yang menjadikan negeri ini kembali menjadi sorotan dalam dunia sepak bola. Indonesia menjadi salah satu finalis dari Piala AFF, sebuah kejuaraan yang menampilkan negara-negara asia tenggara sebagai pesertanya. Sebuah kebanggan bagi kita, ketika tim nasional Indonesia mampu melaju ke putaran final dengan sangat mengagumkan.

“Garuda di dadaku…Garuda kebanggaanku…” sebuah ungkapan yang tak hanya menjadi sebuah lirik lagu, sebuah kalimat yang mampu menyulut semangat bangsa ini. Piala AFF menjadi sebuah momentum kebangkitan untuk bangsa ini. Mungkin ini menjadi obat mujarab untuk kesedihan negeri ini. Ibu pertiwi masih saja bersedih hati, luka-luka yang ada masih belum sembuh semua. Mungkin ini akan menjadikan ibu pertiwi tersenyum lagi.

Negeri ini tak henti-hentinya diterpa berbagai macam cobaan, mulai dari bobroknya pemerintahan sampai bencana alam yang terus melanda, seakan semua tak bersahabat dengan Indonesia tercinta. Indonesia terus saja terpuruk, kejayaan Indonesia masih dinantikan oleh seluruh masyarakat.

“Garuda terbang tinggi…Garuda mengangkasa lagi…”, kalimat yang sangat cocok kita sandingkan dengan tim nasional sepak bola kita, ditengah kebobrokan negeri ini timnas memberikan angin segar yang menghidupkan kembali impian negeri ini untuk meraih kejayaan. Prestasi yang membanggakan ketika dunia sepak bola kita sangat bobrok karena dipolitisir oleh beberapa oknum yang tidak bertanggung jawab. Pencapaian tertinggi hingga final Piala AFF 2010 menjadi pembuktian bangsa ini bisa bangkit kembali.

Semua masyarakat mendukung tim nasional Indonesia, mereka bangga akan kebangkitan tim nasional kita. Di setiap laga penyisihan group semua supporter berduyun-duyun memberikan dukunganya, mereka mencintai Indonesia, mereka ingin menjadi saksi kebangkitan Indonesia.

Semua mengharapkan Indonesia dapat keluar menjadi juara turnamen dua tahunan ini. Harapan besar bangsa Indonesia dipikul oleh 22 pemain terpilih yang akan berjuang mempertaruhkan nama besar bangsa Indonesia ini. Penampilan yang sangat mengagumkan dari para pemain tim nasional membuat target juara bukan suatu hal yang mustahil, dan akhirnya Indonesia pun menjadi finalis di ajang bergengsi di Asia Tenggara ini.
Tanggal 26 Desember 2010, Indonesia harus melakoni laga leg pertama Final AFF di negeri jiran Malaysia, Negara tetangga yang sering bersinggungan dengan Indonesia. Laga ini menjadi sangat krusial sekali, banyak orang menganggap laga ini merupakan pertaruhan harga diri bangsa. Indonesia dituntut harus bisa memenangkan pertandingan dibawah tekanan supporter Malaysia. Supporter Indonesia berbondong-bondong ke negeri seberang demi mendukung tim kebanggannya, mereka rela mengorbankan tenaga dan waktu demi memberi dukungan moral kepada pemain timnas. Garuda melawat ke negeri jiran dengan membawa harapan kemenangan, membawa seluruh impian bangsa Indonesia di setiap kepakan sayapnya. Namun apa yang terjadi? Semua harapan masyarakat Indonesia telah musnah, Garuda terkoyak dengan tiga gol tanpa balas. Memang pertandingan berjalan sangat seru pada awalnya, tapi bentuk intimidasi dari supporter tuan rumah menjadikan pemain timnas kehilangan kosentrasi. Kekalahan kita disebabkan oleh supporter lawan? Tidak, kekalahan kita karena kita kehilangan fokus dan kosentrasi pada saat-saat genting, kita hanya kurang siap bermain dalam tekanan supporter lawan.

Kekalahan ini tak menjadikan bangsa ini menarik dukungannya terhadap tim nasional. Supporter masih senantiasa setia mendukung tim kebanggan mereka. Masih ada 90 menit berikutnya di leg kedua, masih ada harapan untuk membalikkan keadaan. Kemenangan 4-0 di Gelora Bung Karno memang berat untuk timnas, tapi bukanlah tidak mungkin kita bisa memenangkan pertandingan ini. Kemerdekaan bangsa ini di dapatkan bukan dari pemberian penjajah, kemerdekaan bangsa ini diraih dengan perjuangan. Mustahil kita menyarangkan empat gol tanpa balas ke gawang Malaysia? TIDAK…semua tidak ada yang mustahil, perjuangan Indonesia melawan penjajah hanya bersenjatakan bambu runcing, melawan penjajah yang memiliki senjata lengkap, apakah itu mungkin? Kemerdekaan telah menjawab pertanyaan itu. Tanggal 29 Desember 2010 akan menjadi hari yang bersejarah untuk negeri ini, mari kita berjuang bersama demi kehormatan negeri ini, dukung dan beri doa buat Indonesia tercinta, mari kita menjadi pemain keduabelas yang akan menghancurkan Malaysia.

Saya bangsa Indonesia, saya bangga menjadi bangsa Indonesia, saya bangga menjadi bagian dari bangsa yang besar ini. Timnas Indonesia bermain dengan penuh kebanggan, menunjukkan performa terbaik mereka. Selama darah saya merah dan tulang kuat saya masih berwarna putih, saya masih setia mendukung Garuda. Berdoa demi kebangkitan negeri ini, berikan dukungan terhadap tim nasional kita, jadikan ini momentum kebangkitan bangsa ini, Garuda di Dadaku…Garuda Kebangganku…(my_fandora, 2010)

Ibuku Pembohong

Dalam benak saya masih tergambar jelas kebohongan-kebohongan dari Ibu saya. Dia seorang yang tidak pandai berbohong, tapi tetap saja saya menjadi korban kebohongan Ibu. Selalu saja aku percaya apapun yang dikatakan oleh Ibu, sejak kecil saya selalu dibohongi. Dari dulu sebenarnya saya sudah tahu Ibu saya sering berbohong kecil kepada saya, tapi saat itu saya tak berani juga ngomong kalau Ibu membohongi saya.
Saya menyadari kebohongan Ibu sejak saya menginjak bangku SMP, kebohongan itu muncul tiap menjelang makan siang, sebagai seorang anak laki-laki satu-satunya di keluarga Ibu merasa saya membutuhkan asupan yang cukup dan sehat. Sehingga Ibu saya selalu memberikan jatah lauknya kepada saya, dia selalu tersenyum melihat saya makan dengan lahap, namun dari sinilah kebohongan mulai tercipta. Ketika saya menanyakan “Ibu sudah makan?”, Ibu selalu menjawab “Ibu masih kenyang”, padahal saya sendiri sudah tahu bahwa Ibu saya belum makan dan jatah lauknya diberikan kepada saya.

Kebohongan Ibu tidak hanya itu saja, ketika saya sakit dan demam tinggi Ibu saya selalu setia berada di samping saya, sampai tengah malam dia selalu menunggui saya. Ketika saya menanyakan “Ibu gak ngantu?”, Ibu saya menjawab dengan kebohongan lagi “Belum ngantuk”, padahal dari tadi meskipun saya sakit dan terkapar tak berdaya saya selalu memperhatikan Ibu saya yang selalu menguap dan tampak kelelahan menjaga saya yang sedang sakit.

Masih banyak kebohongan yang dilakukan Ibu saya, dan mungkin juga dilakukan oleh Ibu-ibu yang lain di dunia ini. Kebohongan yang didasari oleh naluri seorang Ibu, kebohongan yang terkadang saya menangis jika mengingatnya, sebuah kebohongan yang indah dan sepertinya saya ingin lagi dibohongi oleh Ibu saya.
Kebersamaan saya dengan Ibu saya relatif singkat, saya hanya bisa bersama beliau sampai usia saya Abege, jadi arti kehadiran beliau baru saya rasakan beberapa tahun saja, saya sangat menyesal telah menyakiti dan melukai hati Ibu saya.

Saya ingin sekali bertemu dengan Ibu, saya ingin sekali dibohongi lagi oleh Ibu, saya kangen sekali dengan belaian lembutnya. Happy Mothers Day…

Keluarga Cemaraku

Saya ingin berbagi tentang oretan saya semasa SMA dulu. Saya belum memberikan judul oretan ini. Setelah saya baca lagi oretan saya, ternyata saya dapat menyimpulkan oretan ini lebih baik tanpa judul. Dibaca saja dulu ya? Jangan dilewatkan kalimat-kalimatnya, oretannya ini bagus kok. Kalian pasti tidak akan kecewa membacanya, sudah ada beberapa teman saya yang pernah membaca oretan ini, dan pastinya temanya tetap tak jauh tentang cinta, tapi cinta seperti apa? Kalian sendiri yang mesti menyimpulkan artinya.

“Aku ingin tak lagi melihat, agar aku tak lagi melihat keindahan melebihi dirimu…”
“Aku ingin tak lagi mendengar, agar aku tak lagi mendengar kata manis melebihi kata-katamu”
“Aku ingin tak lagi mengucap, agar aku tak lagi memuja selain dirimu…”
“Aku ingin tak lagi merasa, agar tak ada lagi perasaan yang dapat menandingi perasaanmu…”

“Namun seandainya aku tak dapat lagi melihat, mendengar, mengucap dan merasakan, aku tak mungkin lagi mengagumi keindahanmu…”

Oretan ini sebenarnya memiliki arti yang mendalam, banyak arti yang bisa ditangkap dari oretan ini. Memang temanya tentang cinta, tapi tergantung dari kalian mengartikan cinta itu sendiri dan menujukan cinta itu kepada siapa. Kita bisa saja menujukan oretan diatas kepada kekasih kita, pasangan yang menemani kita, tapi saya akan membahasnya dari segi cinta saya kepada keluarga saya. Karena merekalah yang paling berarti saat ini untuk saya.

Ketika kita dilahirkan di dunia ini kita tidak dapat memilih keluarga seperti apa yang kita inginkan, kita tidak dapat memilih status sosial keluarga kita, kita tidak bisa memilih dimana kita dilahirkan. Kita hadir ditengah-tengah keluarga kita bukan tanpa alasan, Allah SWT menghadirkan kita di tengah-tengah keluarga kita pasti mempunyai suatu alasan tertentu. Allah SWT telah menetapkan ketentuan seperti apa keluarga yang baik untuk kita, Allah Maha Rencana, Allah SWT telah merencanakan kehidupan ini dengan sempurna, keluarga kita adalah yang terbaik untuk kita. Seorang ayah, seorang ibu, kakak dan adik adalah bagian dari keluarga kita. Pernahkah dari kalian ingin mengganti salah satu keluarga kalian? Seperti misalnya kalian ingin mengganti Ayah atau adik kalian? Dulu semasa saya kecil pernah berpikiran seperti itu, seandainya ayah saya seperti ayah teman saya, seperti yang saya ceritakan di oretan saya terdahulu “My Father Superhero”, sebenarnya waktu kecil memang saya tidak tau apa-apa, saya kurang peka terhadap kehebatan ayah saya. Tapi sekarang saya sadari, keluarga saya merupakan keluarga terbaik yang pernah saya punya. Keluarga yang memang terbaik yang dihadirkan oleh Allah SWT untuk saya.

“Aku ingin tak lagi melihat, agar aku tak lagi melihat keindahan melebihi dirimu…”. Keluarga saya tetap terbaik yang pernah ada, memang banyak keluarga-keluarga hebat diluar sana, tapi saya tidak pernah berniat mengganti mereka. Saya sering melihat keluarga hebat, yang terkadang secara logika memang lebih hebat dari keluarga saya, tapi tetap menurut saya keluarga saya yang terbaik. Saya ingin sekali tak lagi melihat, karena saya sudah melihat keluarga hebat yang sudah saya miliki.

“Aku ingin tak lagi mendengar, agar aku tak lagi mendengar kata manis melebihi kata-katamu”. Keluarga saya selalu saja setia menemani saya disetiap jengkal langkah kehidupan yang saya tempuh. Setiap benar dan salah saya keluarga saya selalu berikan yang terbaik untuk saya, kata-kata mereka sangat manis di telinga saya. Setiap dukungan dan motivasi selalu diberikan kepada saya. Setiap kesalahan yang saya perbuat mereka tak pernah menghakimi saya, mereka tidak pernah memposisikan saya di posisi yang salah, meskipun mereka tidak menganggap benar kesalahan saya tapi mereka selalu memberikan dukungan kepada saya. 

“Aku ingin tak lagi mengucap, agar aku tak lagi memuja selain dirimu…”. Saya tidak akan pernah mengucapkan keluarga saya tidak lebih baik dari keluarga siapa pun. Keluarga saya menjadi yang terbaik buat saya. Saya selalu ingin mengucapkan syukur telah diberikan keuarga terhebat di muka bumi ini, saya ingin selalu menceritakan kepada setiap orang bahwa keluarga saya terbaik di dunia ini.

“Aku ingin tak lagi merasa, agar tak ada lagi perasaan yang dapat menandingi perasaanmu…”. Saya tidak ingin lagi merasakan kehebatan dari keluarga lain, karena saya sudah merasakan kehebatan dari keluarga yang saya miliki. Keluarga saya hebat, dengan segala kekurangan dan kelebihannya keluarga saya akan menjadi yang terbaik di muka bumi ini.

Sedikit saja saya membahas oretan saya tentang cinta yang saya tujukan kepada keluarga saya. Karena merekalah yang sangat berharga buat saya dahulu, saat ini, dan nanti. Merekalah yang sangat berarti buat saya selamanya, keluarga yang membuat saya jadi seperti sekarang ini. Keluarga yang menentukan perjalanan hidup saya menjadi lebih baik dari sebelumnya. Setiap kalian merasa mendapatkan masalah besar dan kalian merasa kalah dan gagal dalam hidup ini, ingatlah kalian masih mempunyai kekuatan hebat untuk menopang dan membangkitkan kalian kembali, kekuatan itu adalah Keluarga kalian. (my fandora, 2010)

Hati-hati dengan (Hati)

"That's why God placed our brain on the top, to use it first before our heart.."

Ada seorang cewek mengatakan pepatah diatas kepada saya, sebenarnya waktu itu saya tidak setuju dengan pernyataan diatas, dengan berbagai alasan yang ada saya mengatakan bahwa saya tidak setuju dan tidak pernah akan pernah setuju dengan pernyataan diatas. Sebenarnya apa sih arti pernyataan diatas? Katanya Mbah Google translate seh artinya "Itu sebabnya Tuhan menempatkan otak kita di atas, untuk menggunakannya terlebih dahulu sebelum hati kita ..". Itu kata Mbah Google translate, tapi sekarang siapa yang tahu maknanya? Siapa yang bisa mendeskripsikan pernyataan diatas?

Saya menangkap arti dari kalimat diatas adalah bahwa kita meski menggunakan otak kita untuk berpikir dalam menghadapi masalah, daripada menggunakan hati kita. Jadi kita mesti mempertimbangkan sebab dan akibat jika kita akan mengambil suatu keputusan dalam menyelesaikan masalah, kita meski mengenyampingkan keinginan “hati” kita. What? Hati? Keinginan “hati”? Apa itu hati? Dimana letaknya hati? Semua orang berbicara hati dan hati, tanpa tahu yang dimaksud hati itu apa?

Hati bila diterjemahkan dalam bahasa Inggris artinya heart, yang punya arti in English, heart means pumplike organ of blood circulation, composed mainly of rhythmically contractile smooth muscle, located in the chest between the lungs and slightly to the left and consisting of four chambers… Kalau diartikan lagi dalam bahasa Indonesia deskripsi tersebut lebih cocok untuk mendeskripsikan jantung, bukanlah hati. Hati dalam bahasa Inggris sendiri sering juga disebut liver. Terus apa sebenarnya hati itu? Dan apa beda hati dengan jantung? Oh My God…Saya jadi semakin takut saja dalam menulis artikel ini, saya takut salah mengartikan arti hati sebenarnya. Bahkan pertanyaan seorang teman membuat saya menjadi lebih bingung lagi, seorang teman bertanya pada saya “Sebenarnya perasaan kita itu ada di dalam hati, jantung ataukah dalam otak (pikiran)?”

Kita liat lagi terjemahan ganda dari kata heart yang sebenarnya menjadi kontroversi karena salah kaprah. Dalam bahasa arab hati disebut sebagai Qolbu, pada sebuah hadist bercerita, Abu Nu`aym menceritakan bahwa Rasulullah s.a.w. berkata: “Sesungguhnya di dalam jasad ada sebongkah daging; jika ia baik maka baiklah jasad seluruhnya, jika ia rusak maka rusaklah jasad seluruhnya; bongkahan daging itu adalah QALBU”. Berarti disini Rasulullah SAW berbicara tentang organ yang dimiliki manusia, dimana organ itu akan berpengaruh besar pada tubuh manusia. Jika hal ini yang dimaksud jantung, sudah jelas dan pasti bahwa jantung mempunyai fungsi yang sangat vital bagi kehidupan manusia. Bagaimana dengan hati (organ manusia)? Hati mempunyai fungsi yang vital juga sebagai organ manusia, tapi jika hati (organ) kita rusak kita masih bisa menggantikan dengan hati orang lain. Bagaimana kalau seandainya jantung kita yang rusak? Masihkah kita bisa mengganti dengan jantung yang lain?

Sebenarnya terjemahan heart selama ini yang orang kira adalah hati merupakan hal yang salah kaprah, heart disini seharusnya diterjemahkan sebagai jantung yang mempunyai fungsi vital dalam kehidupan manusia. Begitu juga dengan arti hati secara abstrak, dalam hadist: “Sesungguhnya orang beriman itu, kalau berdosa, akan akan terbentuk bercak hitam di qalbunya”. (HR Ibnu Majah). Qolbu disini lebih dikenal secara abstrak, yang sifatnya tanpa ada sebuah wujud yang nyata. Hati yang dimaksud disini lebih dalam artinya inti dari sebuah jiwa, yang lebih kedalam arti hati nurani manusia. Terus bagaimana kita membedakan kata dari sebuah hati nurani dan dari pikiran kita? Sebuah perasaan yang dikatakan dari hati nurani lebih bersifat mendasar, sebuah perasaan yang jujur terungkap tanpa kita sadari, berbeda dengan sebuah perasaan yang datang dari sebuah pikiran, perasaan yang datang dari sebuah pikiran datang dengan kesadaran penuh dalam diri kita, biasanya cenderung hadir setelah perasaan dari dalam hati nurani. Semua perasaan yang hadir dalam diri kita yang berasal dari dalam hati nurani maupun pikiran kita adalah baik untuk kita, terkadang perasaan yang datang dari hati nurani memerlukan bantuan perasaan dari sebuah pikiran dalam mempertimbangkan keputusan yang terbaik, begitu juga ketika perasaan dari pikiran muncul dengan berbagai alternative pilihan yang sangat sulit dalam memutuskan memerlukan bantuan perasaan dari hati nurani untuk memutuskan.

Dahulu saya sempat bertanya pada seorang teman, seorang teman yang sama-sama menjadi pejuang ikhlas, “Manakah yang lebih baik perasaan dari hati nurani ataukah perasaan dari dalam pikiran kita?”. Teman saya menjawab dengan senyuman diwajahnya, “Yang baik adalah jika perasaan hati nurani dan pikiranmu menunjukkan suatu hal yang sama”, saya masih kurang puas dengan jawaban itu, kemudian saya kembali bertanya, “Terus bagaimana jika perasaan yang datang dari hati nurani dan pikiran tidak pernah sama?”, teman saya kembali tersenyum kepada saya, “Biarkanlah perasaan itu sampai mereka menyetujui suatu hal yang sama”, mendengar jawaban seperti itu sebenarnya saya masih bingung, saya masih bertanya-tanya tentang banyak hal. Tapi sekarang saya mulai menemukan arti dari jawaban tersebut, saya sudah bisa memahami maksud dari jawaban teman saya. Sebenarnya ketika perasaan yang datang dari hati nurani dan pikiran kita tidak sama kita tinggal mendiamkannya sejenak, kita berdoa dan pasrahkan semua kepada Allah SWT, kita perlu meminta bantuan kepada Tuhan kita Yang Maha Besar, sesungguhnya Allah Maha Pemberi Pertolongan, Allah SWT juga Maha Pengabul Doa. Jadi apapun yang merisaukan hatimu dan pikiranmu sebenarnya suatu hal yang wajar, ketika kamu mendapatkan suatu permasalahan itu suatu hal yang sangat biasa dalam kehidupan. Sebesar apapun masalahmu, kamu masih punya Tuhan Yang Maha Besar, jadi mintalah tolong padaNya. (my fandora, 2010)

Rabu, 01 Desember 2010

my December

“this is my December…”
“this is my time of the year…”
“this is my December…”
“this is all so clear…”

Saya dengan senangnya menyanyikan lagu itu, bulan Desember 2010, bulan yang saya harapkan menjadi bulan yang lebih baik dari bulan-bulan sebelumnya. Bulan terakhir di tahun 2010, saya berharap akan menjadi bulan terbaik dari sebelas bulan di tahun 2010. Sebelas bulan telah saya lalui dengan penuh perjuangan yang sangat berat dengan berbagai macam cobaan dan ujian.

Tahun 2010 sudah hampir berakhir dengan meninggalkan sebuah kenangan yang sangat merubah hidup saya secara keseluruhan. Perubahan yang saya rasa menjadikan saya menjadi orang yang lebih baik lagi dari sebelumnya. Desember menjadi bulan penutup di tahun 2010 ini, senang rasanya menyambut bulan terakhir dalam tahun 2010.

Harapan saya di hari pertama di Desember 2010 adalah memperoleh banyak kemudahan di segala hal, saya berharap segala macam urusan saya menjadi lancar di hari pertama bulan terakhir dalam tahun ini. Hari pertama mungkin Allah SWT memberikan jalan yang beda dengan harapan saya sebelumnya, Allah SWT sangat sayang kepada saya, Allah memberikan ujian lagi kepada saya, ujian yang lebih ringan dari sebelumnya.

1 Desember 2010 merupakan hari penggelaran adik saya, sebuah acara pengambilan sumpah yang mengharuskan keluarga saya datang memenuhi undangan tersebut. Pagi hari itu keluarga saya datang ke kost saya untuk menjemput saya ke acara penggelaran adik saya sekaligus untuk menjenguk saya.  Pagi itu menjadi awal sebuah ujian Allah SWT untuk saya.

Sepatu basket “Adidas” kesayangan saya disukai dan dipinjam orang, sepatu dengan warna favorit saya merah hitam lenyap dari tempat penyimpanannya. Sepatu yang saya impikan dan sudah saya tempelkan gambarnya dalam “dreamboard” saya, sepatu yang saya beli dengan hasil tabungan saya. Kini entah dimana berada? Mendapati sepatu favorit saya hilang ditelan bumi saya malah justru mengucapkan “Alhamdulillah”, saya lebih berpikiran terbuka di bulan Desember ini. Saya mensyukuri bahwa Allah SWT masih mengambil titipannya yang berupa sepatu, Allah SWT masih mempercayakan titipannya yang lain, titipan yang saya sayangi lainnya bersama saya.

Saya malah tersenyum lebar mendapati hal itu, saya bersyukur Allah SWT masih menitipkan keluarga yang hebat kepada saya, rasa heran kehilangan sepatu favorit saya hilang ketika saya melihat senyuman terindah dari ayah saya, senyuman yang selama ini menemani perjuangan saya. Saya tidak akan membuat hari ini menjadi hari yang buruk, saya tidak akan mempermasalahkan masalah kecil ini yang mengakibatkan saya memancarkan energi negatif.

Saya lebih mensyukuri banyak hal sekarang, melihat motor favorit yang saya punya membuat saya tersenyum lebar dan berucap dalam hati “Ya Allah…Terima kasih atas kenikmatan dunia yang engkau titipkan berupa motor ini, semua menjadi kehendakmu jika Engkau mau mengambilnya”. Keluarga yang hebat telah dihadirkan Allah SWT kepada saya untuk menemani perjuangan saya, membuat saya bersyukur lebih atas rejeki yang sangat berlimpah ini, setiap hari Allah SWT memberi kemudahan rejeki bagi saya. Setiap saat kasih dan sayangNya terpancar untuk saya. “Alhamdulillah…awal bulan Desember ini saya belajar suatu hal yang berharga…” (my fandora, 2010)