Rabu, 01 Desember 2010

my December

“this is my December…”
“this is my time of the year…”
“this is my December…”
“this is all so clear…”

Saya dengan senangnya menyanyikan lagu itu, bulan Desember 2010, bulan yang saya harapkan menjadi bulan yang lebih baik dari bulan-bulan sebelumnya. Bulan terakhir di tahun 2010, saya berharap akan menjadi bulan terbaik dari sebelas bulan di tahun 2010. Sebelas bulan telah saya lalui dengan penuh perjuangan yang sangat berat dengan berbagai macam cobaan dan ujian.

Tahun 2010 sudah hampir berakhir dengan meninggalkan sebuah kenangan yang sangat merubah hidup saya secara keseluruhan. Perubahan yang saya rasa menjadikan saya menjadi orang yang lebih baik lagi dari sebelumnya. Desember menjadi bulan penutup di tahun 2010 ini, senang rasanya menyambut bulan terakhir dalam tahun 2010.

Harapan saya di hari pertama di Desember 2010 adalah memperoleh banyak kemudahan di segala hal, saya berharap segala macam urusan saya menjadi lancar di hari pertama bulan terakhir dalam tahun ini. Hari pertama mungkin Allah SWT memberikan jalan yang beda dengan harapan saya sebelumnya, Allah SWT sangat sayang kepada saya, Allah memberikan ujian lagi kepada saya, ujian yang lebih ringan dari sebelumnya.

1 Desember 2010 merupakan hari penggelaran adik saya, sebuah acara pengambilan sumpah yang mengharuskan keluarga saya datang memenuhi undangan tersebut. Pagi hari itu keluarga saya datang ke kost saya untuk menjemput saya ke acara penggelaran adik saya sekaligus untuk menjenguk saya.  Pagi itu menjadi awal sebuah ujian Allah SWT untuk saya.

Sepatu basket “Adidas” kesayangan saya disukai dan dipinjam orang, sepatu dengan warna favorit saya merah hitam lenyap dari tempat penyimpanannya. Sepatu yang saya impikan dan sudah saya tempelkan gambarnya dalam “dreamboard” saya, sepatu yang saya beli dengan hasil tabungan saya. Kini entah dimana berada? Mendapati sepatu favorit saya hilang ditelan bumi saya malah justru mengucapkan “Alhamdulillah”, saya lebih berpikiran terbuka di bulan Desember ini. Saya mensyukuri bahwa Allah SWT masih mengambil titipannya yang berupa sepatu, Allah SWT masih mempercayakan titipannya yang lain, titipan yang saya sayangi lainnya bersama saya.

Saya malah tersenyum lebar mendapati hal itu, saya bersyukur Allah SWT masih menitipkan keluarga yang hebat kepada saya, rasa heran kehilangan sepatu favorit saya hilang ketika saya melihat senyuman terindah dari ayah saya, senyuman yang selama ini menemani perjuangan saya. Saya tidak akan membuat hari ini menjadi hari yang buruk, saya tidak akan mempermasalahkan masalah kecil ini yang mengakibatkan saya memancarkan energi negatif.

Saya lebih mensyukuri banyak hal sekarang, melihat motor favorit yang saya punya membuat saya tersenyum lebar dan berucap dalam hati “Ya Allah…Terima kasih atas kenikmatan dunia yang engkau titipkan berupa motor ini, semua menjadi kehendakmu jika Engkau mau mengambilnya”. Keluarga yang hebat telah dihadirkan Allah SWT kepada saya untuk menemani perjuangan saya, membuat saya bersyukur lebih atas rejeki yang sangat berlimpah ini, setiap hari Allah SWT memberi kemudahan rejeki bagi saya. Setiap saat kasih dan sayangNya terpancar untuk saya. “Alhamdulillah…awal bulan Desember ini saya belajar suatu hal yang berharga…” (my fandora, 2010)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar