Selasa, 28 Desember 2010

Garuda di Dadaku

“Ayo putra bangsa…Harumkan negeri ini…”
“Jadikan kita bangga…Indonesia…”
“Tunjukan dunia…Bahwa ibu pertiwi…”
“Pantas jadi juara…Indonesia…”

“Jayalah negaraku…Tanah air tercinta…”
“Indonesia raya…Jayalah negaraku…”
“Tanah air tercinta…Indonesia raya…”

“Garuda di dadaku…”
“Garuda kebanggaanku…”
“Ku yakin hari ini pasti menang…”
“Kobarkan semangatmu…”
“Tunjukkan keinginanmu…”
“Ku yakin hari ini pasti menang…”


Ini lagu yang sering dikumandangkan pada akhir-akhir ini, demam bola lagi-lagi melanda republik ini, tapi kali ini bukanlah Piala Eropa ataupun Piala Dunia yang menghebohkan. Piala AFF yang menjadikan negeri ini kembali menjadi sorotan dalam dunia sepak bola. Indonesia menjadi salah satu finalis dari Piala AFF, sebuah kejuaraan yang menampilkan negara-negara asia tenggara sebagai pesertanya. Sebuah kebanggan bagi kita, ketika tim nasional Indonesia mampu melaju ke putaran final dengan sangat mengagumkan.

“Garuda di dadaku…Garuda kebanggaanku…” sebuah ungkapan yang tak hanya menjadi sebuah lirik lagu, sebuah kalimat yang mampu menyulut semangat bangsa ini. Piala AFF menjadi sebuah momentum kebangkitan untuk bangsa ini. Mungkin ini menjadi obat mujarab untuk kesedihan negeri ini. Ibu pertiwi masih saja bersedih hati, luka-luka yang ada masih belum sembuh semua. Mungkin ini akan menjadikan ibu pertiwi tersenyum lagi.

Negeri ini tak henti-hentinya diterpa berbagai macam cobaan, mulai dari bobroknya pemerintahan sampai bencana alam yang terus melanda, seakan semua tak bersahabat dengan Indonesia tercinta. Indonesia terus saja terpuruk, kejayaan Indonesia masih dinantikan oleh seluruh masyarakat.

“Garuda terbang tinggi…Garuda mengangkasa lagi…”, kalimat yang sangat cocok kita sandingkan dengan tim nasional sepak bola kita, ditengah kebobrokan negeri ini timnas memberikan angin segar yang menghidupkan kembali impian negeri ini untuk meraih kejayaan. Prestasi yang membanggakan ketika dunia sepak bola kita sangat bobrok karena dipolitisir oleh beberapa oknum yang tidak bertanggung jawab. Pencapaian tertinggi hingga final Piala AFF 2010 menjadi pembuktian bangsa ini bisa bangkit kembali.

Semua masyarakat mendukung tim nasional Indonesia, mereka bangga akan kebangkitan tim nasional kita. Di setiap laga penyisihan group semua supporter berduyun-duyun memberikan dukunganya, mereka mencintai Indonesia, mereka ingin menjadi saksi kebangkitan Indonesia.

Semua mengharapkan Indonesia dapat keluar menjadi juara turnamen dua tahunan ini. Harapan besar bangsa Indonesia dipikul oleh 22 pemain terpilih yang akan berjuang mempertaruhkan nama besar bangsa Indonesia ini. Penampilan yang sangat mengagumkan dari para pemain tim nasional membuat target juara bukan suatu hal yang mustahil, dan akhirnya Indonesia pun menjadi finalis di ajang bergengsi di Asia Tenggara ini.
Tanggal 26 Desember 2010, Indonesia harus melakoni laga leg pertama Final AFF di negeri jiran Malaysia, Negara tetangga yang sering bersinggungan dengan Indonesia. Laga ini menjadi sangat krusial sekali, banyak orang menganggap laga ini merupakan pertaruhan harga diri bangsa. Indonesia dituntut harus bisa memenangkan pertandingan dibawah tekanan supporter Malaysia. Supporter Indonesia berbondong-bondong ke negeri seberang demi mendukung tim kebanggannya, mereka rela mengorbankan tenaga dan waktu demi memberi dukungan moral kepada pemain timnas. Garuda melawat ke negeri jiran dengan membawa harapan kemenangan, membawa seluruh impian bangsa Indonesia di setiap kepakan sayapnya. Namun apa yang terjadi? Semua harapan masyarakat Indonesia telah musnah, Garuda terkoyak dengan tiga gol tanpa balas. Memang pertandingan berjalan sangat seru pada awalnya, tapi bentuk intimidasi dari supporter tuan rumah menjadikan pemain timnas kehilangan kosentrasi. Kekalahan kita disebabkan oleh supporter lawan? Tidak, kekalahan kita karena kita kehilangan fokus dan kosentrasi pada saat-saat genting, kita hanya kurang siap bermain dalam tekanan supporter lawan.

Kekalahan ini tak menjadikan bangsa ini menarik dukungannya terhadap tim nasional. Supporter masih senantiasa setia mendukung tim kebanggan mereka. Masih ada 90 menit berikutnya di leg kedua, masih ada harapan untuk membalikkan keadaan. Kemenangan 4-0 di Gelora Bung Karno memang berat untuk timnas, tapi bukanlah tidak mungkin kita bisa memenangkan pertandingan ini. Kemerdekaan bangsa ini di dapatkan bukan dari pemberian penjajah, kemerdekaan bangsa ini diraih dengan perjuangan. Mustahil kita menyarangkan empat gol tanpa balas ke gawang Malaysia? TIDAK…semua tidak ada yang mustahil, perjuangan Indonesia melawan penjajah hanya bersenjatakan bambu runcing, melawan penjajah yang memiliki senjata lengkap, apakah itu mungkin? Kemerdekaan telah menjawab pertanyaan itu. Tanggal 29 Desember 2010 akan menjadi hari yang bersejarah untuk negeri ini, mari kita berjuang bersama demi kehormatan negeri ini, dukung dan beri doa buat Indonesia tercinta, mari kita menjadi pemain keduabelas yang akan menghancurkan Malaysia.

Saya bangsa Indonesia, saya bangga menjadi bangsa Indonesia, saya bangga menjadi bagian dari bangsa yang besar ini. Timnas Indonesia bermain dengan penuh kebanggan, menunjukkan performa terbaik mereka. Selama darah saya merah dan tulang kuat saya masih berwarna putih, saya masih setia mendukung Garuda. Berdoa demi kebangkitan negeri ini, berikan dukungan terhadap tim nasional kita, jadikan ini momentum kebangkitan bangsa ini, Garuda di Dadaku…Garuda Kebangganku…(my_fandora, 2010)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar