PSBB memang sudah dicabut di
beberapa daerah, namun perekonomian tak kunjung membaik. Masih rendahnya
tingkat konsumsi di masyarakat menjadikan ekonomi enggan tumbuh dan cenderung
mengarah ke trend yang negatif.
Resesi cetak pengangguran lebih banyak dari sebelumnya |
Sebenarnya sejak tahun lalu
Indonesia sudah diramalkan akan terjerumus di jurang resesi. Resesi global menjadi
pemicu Indonesia juga akan terdampak, namun pemerintah masih optimis Indonesia
tidak terdampak resesi.
Pandemi mempercepat Indonesia
menuju jurang resesi, sudah dua kuartal di tahun 2020 ini pertumbuhan ekonomi
Indonesia tumbuh melambat. Di kuartal pertama sudah terkontraksi di angka 2,97 %. Terkoreksi tajam sebesar 2%
dibandingkan kuartal 4 tahun 2019. Begitu juga dengan kuartal kedua tahun ini,
pertumbuhan ekonomi seakan semakin lambat hingga menyentuh angka -4,3 %, jauh
melebihi proyeksi pemerintah di angka -3,8%.
Kuartal tiga menjadi pertaruhan
pemerintah, apakah Indonesia akan terjerumus di jurang resesi atau tidak? Para
ekonom sudah memprediksi Indonesia tidak akan mampu menghindari jurang resesi, Indonesia
akan melenggang tanpa perlawanan menuju jurang resesi di kuartal 3.
Sebenarnya resesi sendiri adalah
istilah teknis yang menyebutkan pertumbuhan ekonomi riil bernilai negatif
selama dua kuartal atau lebih dalam satu tahun, kondisi kemerosotan ini yang
disebut resesi. Kuartal tiga yang memiliki rentang waktu Juli sampai September
diharapkan mampu mendongkrak pertumbuhan ekonomi.
Dalam kurun waktu dua bulan
apakah memungkinkan pertumbuhan ekonomi akan keluar dari angka negatif? Bisa
saja, tergantung kebijakan dari pemerintah. Resesi dalam hal ini bisa
diibaratkan sebuah penyakit, dan pemerintah bisa diibaratkan sebagai dokternya.
Kebijakan yang akan diambil oleh pemerintah di kuartal tiga ini merupakan obat
yang ditujukan untuk menyembuhkan penyakit resesi. Sekarang pertanyaannya
adalah, apakah ini obat yang diberikan tepat?
Indonesia dengan keunikannya
memiliki karakterisitik ekonomi yang berbeda dengan negara lainnya.
Dibandingkan dengan Singapura yang sudah menyatakan resesi, Indonesia jelas memiliki
perbedaan.
Pertumbuhan ekonomi Indonesia
dipengaruhi oleh tingkat konsumsi dalam negeri. Jumlah konsumsi domestik
sendiri berpengaruh sangat besar, karena mendominasi sebesar 58,14% terhadap
perekonomian nasional di kuartal pertama 2020, ini yang membuat Indonesia
berbeda dengan negara lainnya.
Jika Singapura mengandalkan
perdagangan global, Indonesia justru bertumpuh pada konsumsi domestik. Ekspor
Indonesia sendiri di kuartal pertama tahun 2020 hanya 17,43% dari keseluruhan pertumbuhan
PDB Indonesia. Bisa diprediksi pengaruh eksternal akan sangat kecil
dibandingkan dengan konsumsi domestik.
Para ekonom juga sepakat bahwa
kuartal tiga ini belanja pemerintah bisa menyelamatkan Indonesia dari jurang
resesi? Apakah benar demikian? Apakah serapannya mampu menggerakkan
perekonomian? Paling utama adalah meningkatkan stimulus fiskal agar
perekonomian di kuartal 3 tidak terkontraksi terlalu dalam. Minimal pertumbuhan
ekonomi 0% untuk menyelamatkan Indonesia dari jurang resesi.
Percepatan pencairan anggaran, terutama
bantuan sosial akan meningkatkan konsumsi, terutama dari golongan masyarakat
menengah ke bawah. Diharapkan dengan kenaikan konsumsi ini maka permintaan
barang akan kembali meningkat dan perekonomian kembali mulai bergerak.
Indonesia masih mengalami pandemi
covid-19 yang terus menguras tenaga dan pikiran pemerintah. Ancaman resesi juga
tak bisa dipungkiri sudah tampak di depan mata. Apa yang akan dilakukan
pemerintah selanjutnya?
Apa yang terjadi jika Indonesia
resesi? Pertanyaan banyak orang sekarang yang mulai menghantui. Banyak dampak
yang terjadi ketika Indonesia terjerembab di jurang resesi. Perusahaan banyak
yang mengalami kebangkrutan, banyak pabrik yang menutup usahanya, mulai ada pengurangan
jam kerja karyawan, mulai banyak PHK di mana-mana, setelah itu dapat dipastikan
angka pengangguran meningkat.
Penurunan tingkat konsumsi karena
banyaknya pengangguran menjadikan ancaman Indonesia dalam kubangan krisis.
Lepas dari jurang krisis akan terasa berat jika setiap kebijakan yang diambil
tidak diperhitungkan dengan jelas. Krisis ekonomi mungkin masih sangat jauh,
masih ada waktu untuk membuat keputusan penyelamatan ekonomi. Kebijakan fiskal
yang diputuskan oleh pemerintah akan menjadi faktor penting dalam menghindari
resesi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar