Rabu, 22 Juli 2020

Indonesia Siap Jemput Resesi

PSBB memang sudah dicabut di beberapa daerah, namun perekonomian tak kunjung membaik. Masih rendahnya tingkat konsumsi di masyarakat menjadikan ekonomi enggan tumbuh dan cenderung mengarah ke trend yang negatif.

Resesi cetak pengangguran lebih banyak dari sebelumnya
Ditambah lagi Singapura sudah menyatakan resesi, ketakutan akan menularnya resesi ke Indonesia menjadikan para investor semakin panik. Stimuli pemerintah? Entah kapan cairnya? Belum tentu juga dapat menopang perekonomian untuk tidak jatuh ke jurang resesi.

Sebenarnya sejak tahun lalu Indonesia sudah diramalkan akan terjerumus di jurang resesi. Resesi global menjadi pemicu Indonesia juga akan terdampak, namun pemerintah masih optimis Indonesia tidak terdampak resesi.

Pandemi mempercepat Indonesia menuju jurang resesi, sudah dua kuartal di tahun 2020 ini pertumbuhan ekonomi Indonesia tumbuh melambat. Di kuartal pertama sudah terkontraksi di angka  2,97 %. Terkoreksi tajam sebesar 2% dibandingkan kuartal 4 tahun 2019. Begitu juga dengan kuartal kedua tahun ini, pertumbuhan ekonomi seakan semakin lambat hingga menyentuh angka -4,3 %, jauh melebihi proyeksi pemerintah di angka -3,8%.

Kuartal tiga menjadi pertaruhan pemerintah, apakah Indonesia akan terjerumus di jurang resesi atau tidak? Para ekonom sudah memprediksi Indonesia tidak akan mampu menghindari jurang resesi, Indonesia akan melenggang tanpa perlawanan menuju jurang resesi di kuartal 3.

Sebenarnya resesi sendiri adalah istilah teknis yang menyebutkan pertumbuhan ekonomi riil bernilai negatif selama dua kuartal atau lebih dalam satu tahun, kondisi kemerosotan ini yang disebut resesi. Kuartal tiga yang memiliki rentang waktu Juli sampai September diharapkan mampu mendongkrak pertumbuhan ekonomi.

Dalam kurun waktu dua bulan apakah memungkinkan pertumbuhan ekonomi akan keluar dari angka negatif? Bisa saja, tergantung kebijakan dari pemerintah. Resesi dalam hal ini bisa diibaratkan sebuah penyakit, dan pemerintah bisa diibaratkan sebagai dokternya. Kebijakan yang akan diambil oleh pemerintah di kuartal tiga ini merupakan obat yang ditujukan untuk menyembuhkan penyakit resesi. Sekarang pertanyaannya adalah, apakah ini obat yang diberikan tepat?

Indonesia dengan keunikannya memiliki karakterisitik ekonomi yang berbeda dengan negara lainnya. Dibandingkan dengan Singapura yang sudah menyatakan resesi, Indonesia jelas memiliki perbedaan.
Pertumbuhan ekonomi Indonesia dipengaruhi oleh tingkat konsumsi dalam negeri. Jumlah konsumsi domestik sendiri berpengaruh sangat besar, karena mendominasi sebesar 58,14% terhadap perekonomian nasional di kuartal pertama 2020, ini yang membuat Indonesia berbeda dengan negara lainnya.

Jika Singapura mengandalkan perdagangan global, Indonesia justru bertumpuh pada konsumsi domestik. Ekspor Indonesia sendiri di kuartal pertama tahun 2020 hanya 17,43% dari keseluruhan pertumbuhan PDB Indonesia. Bisa diprediksi pengaruh eksternal akan sangat kecil dibandingkan dengan konsumsi domestik.

Para ekonom juga sepakat bahwa kuartal tiga ini belanja pemerintah bisa menyelamatkan Indonesia dari jurang resesi? Apakah benar demikian? Apakah serapannya mampu menggerakkan perekonomian? Paling utama adalah meningkatkan stimulus fiskal agar perekonomian di kuartal 3 tidak terkontraksi terlalu dalam. Minimal pertumbuhan ekonomi 0% untuk menyelamatkan Indonesia dari jurang resesi.

Percepatan pencairan anggaran, terutama bantuan sosial akan meningkatkan konsumsi, terutama dari golongan masyarakat menengah ke bawah. Diharapkan dengan kenaikan konsumsi ini maka permintaan barang akan kembali meningkat dan perekonomian kembali mulai bergerak.

Indonesia masih mengalami pandemi covid-19 yang terus menguras tenaga dan pikiran pemerintah. Ancaman resesi juga tak bisa dipungkiri sudah tampak di depan mata. Apa yang akan dilakukan pemerintah selanjutnya?

Apa yang terjadi jika Indonesia resesi? Pertanyaan banyak orang sekarang yang mulai menghantui. Banyak dampak yang terjadi ketika Indonesia terjerembab di jurang resesi. Perusahaan banyak yang mengalami kebangkrutan, banyak pabrik yang menutup usahanya, mulai ada pengurangan jam kerja karyawan, mulai banyak PHK di mana-mana, setelah itu dapat dipastikan angka pengangguran meningkat.

Penurunan tingkat konsumsi karena banyaknya pengangguran menjadikan ancaman Indonesia dalam kubangan krisis. Lepas dari jurang krisis akan terasa berat jika setiap kebijakan yang diambil tidak diperhitungkan dengan jelas. Krisis ekonomi mungkin masih sangat jauh, masih ada waktu untuk membuat keputusan penyelamatan ekonomi. Kebijakan fiskal yang diputuskan oleh pemerintah akan menjadi faktor penting dalam menghindari resesi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar