Selamat Hari Raya Idul Adha 1441
H. Semoga esensi dari hari raya ini bisa bermanfaat untuk kita semua. Semoga
kita mampu dan sanggup untuk bertahan di era pandemi yang serba tidak tentu
ini.
Siapkan Hewan Kurban, Jangan Korbankan yang lain |
Belajar dari Idul adha dan sejarahnya tak lepas belajar bagaimana
bersabarnya Nabi Ibrahim AS, begitu sabarnya beliau dengan berbagai ujiannya.
Pengorbanannya pun sangat luar biasa, penuh perjuangan dan banyak pengorbanan.
Hari raya kali ini mungkin akan
lebih sedikit orang berkurban kambing atau sapi, namun tidak sedikit orang yang
berkorban lainnya. Apa itu lainnya? Banyak hal yang bisa kita telisik lebih
dalam untuk hal berkorban, apalagi di era sulit saat ini. Semua orang berkorban
untuk bertahan hidup saat ini, melewati masa sulit yang entah sampai kapan akan
berakhir. Yang pasti tak hanya berkorban perasaan, namun banyak hal lainnya
pada masa sekarang dengan sangat terpaksa harus dikorbankan.
Ada obrolan lucu saya dengan salah satu teman sekitar seminggu
kemarin, obrolan yang cenderung lebih mengarah ke guyonan, cerita mengenai
perusahaan tempat teman saya bekerja. Teman saya cerita bahwa pada tahun lalu
perusahaannya kurban 2 ekor sapi dan 5 ekor kambing. Tapi pada tahun ini perusahaannya
sama sekali tidak menyinggung hewan kurban yang akan disembelih pada hari raya
Idul Adha tahun ini. Entah memang jumlahnya dikurbankan atau akan mengkurbankan
sesuatu yang lain.
Pada saat itu saya menganggapnya
sebagai sebuah guyonan, tapi ternyata guyonannya tidak semudah itu. Menelisik
pada keadaan ekonomi yang semakin tidak jelas ini membuat saya berpikir lebih
dalam lagi. Apa yang akan terjadi di bulan Agustus atau September mendatang?
Indonesia memang kemungkinan besar tak mampu lolos dari jurang resesi,
mengingat perekonomian masih belum bisa bangkit. Dana stimuli adalah
satu-satunya jalan bagi pemerintah untuk menyelamatkan kapal besar ini dari
resesi. Tapi apakah waktu dua bulan ini mampu memperbaiki keadaan? Saya rasa
akan sangat sulit sekali untuk upaya penyelamatan ini.
Perusahaan teman saya bekerja
mungkin bukan satu-satunya perusahaan yang tidak menyembelih hewan kurban pada
tahun ini, mungkin mereka akan menyembelih korban yang lain. Ini yang masih
menjadi tanda tanya besar. Kurban atau korban?
Banyak perusahaan yang diam-diam
sudah melakukan langkah strategis, mereka akan berkorban banyak hal untuk tetap
bertahan di era pandemi seperti ini. Sejak pandemi pada awal Maret tahun ini,
sudah terlihat beberapa perusahaan mengalami dampak, memang pada mulanya dampak
tidak signifikan, namun sejak diberlakukannya PSBB di berbagai daerah dampak
itu mulai terasa lebih nyata.
Perusahaan-perusahaan memang
memiliki kemampuan berbeda-beda dalam bertahan di era krisis, terutama dalam kemampuan
finansial. Perusahaan kecil atau besar tidak jaminan kuat secara finansial,
perusahaan yang terlihat besar pun kadang kemampuan bertahan secara
finansialnya sangat lemah, begitu juga sebaliknya. Perusahaan kecil belum tentu
tak mampu bertahan, mereka justru mudah bertahan di era sekarang ini.
Rapat-rapat dan diskusi internal
perusahaan mungkin sudah dilakukan selama beberapa bulan terakhir, proyeksi
bisnis sudah mulai digambarkan. Langkah strategis harus segera ditempuh sebagai
upaya penyelamatan. Menyelamatkan pendapatan perusahaan adalah hal yang paling
utama yang harus dilakukan, perusahaan harus mampu membiayai operasional nya
yang sangat besar. Memang ini menjadi langkah paling susah untuk dilakukan, ada
langkah yang paling mudah dilakukan, namun langkah ini paling dibenci juga.
Langkah paling mudah dalam
bertahan adalah melakukan efisiensi, dan itu mungkin akan menjadi jalan yang
paling utama untuk ditempuh. Dalam rangka efisiensi perusahaan pasti akan
mempertimbangkan pengurangan biaya yang paling besar dalam yang dikeluarkan
oleh perusahaan, dalam hal ini biasanya adalah gaji pegawai. Hal ini yang
menjadi sorotan pertama dalam melakukan efisiensi. Cara yang bisa dilakukan
adalah dengan pengurangan gaji atau paling ekstrem lagi adalah pengurangan
karyawan.
Sekitar satu atau dua bulan
kedepan kita akan sering mendengar sebuah berita tidak menyenangkan, entah itu
cerita dari keluarga atau kawan, bahkan berita di televisi. Berita tidak
menyenangkan itu tentang perusahaan yang melakukan efisiensi dengan mengurangi
gaji karyawan atau bahkan mengurangi jumlah karyawan itu sendiri. Berita ini
akan lebih sering kita dengar dalam jangka waktu dua bulan kedepan.
Saya berharapnya sih tidak
mendengar berita tidak menyenangkan itu, tapi dengan kondisi seperti sekarang,
masih belum ada perubahan yang cukup signifikan untuk menyelamatkan hal itu. Saya
pikir satu atau dua bulan kedepan keadaan masih tetap sama. Semoga para
perusahaan berkurbannya pada bulan ini saja, jangan sampai korbannya akan
disembelih pada bulan depan atau dua bulan kedepan.